Es Dawet Dua Koin

Barangkali pasar yang kita kenal ada sekarang ini adalah pasar yang sudah modern atau bahkan semi modern, sekalipun pasar tersebut tergolong kedalam pasar tradisional, karena sejatinya pasar adalah transaksi antara penjual dan pembeli menggunakan alat tukar yang sah, dan di Negara kita, transaksi yang sah menggunakan mata uang rupiah yang dikeluarkan langsung oleh otoritas resmi Bank Sentral yaitu Bank Indonesia. Tapi pernah anda bayangkan kalau disalah satu sudut negeri ini ada sebuah pasar yang cukup unik, pasar dimana kita bertransaksi tidak menggunakan uang rupiah, tetapi menggunakan koin unik yang terbuat dari batok kelapa, dan sedikit ada bolongan di tengah tengahnya.

Pasar unik ini sendiri berada di Dusun Bongkotan, Desa Bojasari, Kecamatan Kertek, Wonosobo, pasar ini memang didirikan sebagai tujuan wisata dengan mengusung konsep pasar tempo dulu, sehingga para pengunjung akan terbawa ke suasana pasar khas Masyarakat Jawa tempo dulu. Ditemukannya situs Candi Bongkotan pada tahun 1996 lalu, tidak serta merta menarik minat wisatawan untuk mengungjungi tempat ini, terlebih minat masyarakat untuk mengunjungi situs-situs arkeologi dijaman sekarang tidak terlalu antusias. Hal inilah yang dilihat oleh masyarakat setempat khususnya Pak Sigit Budi Martono dan pegiat kreatifitas lainnya untuk menghidupkan kembali potensi pariwisata yang ada di Dusun Bongkotan dengan menciptakan Pasar Kumandang yang bersebarangan dengan situs Candi Bongkotan, hal ini dimaksudkan agar Pasar Kumandang bisa terintegrasi langsung dengan situs tersebut dan lebih mudah dijangkau oleh para pengunjung.

Sebelum masuk ke pasar nya sendiri, terlebih dahulu kita akan menukarkan uang rupiah kita dengan uang koin yang berlaku di tempat ini kurs nya sendiri 1 koin seharga Rp 2.000,-. Setelah menukar beberapa lembar rupiah akhirnya kita mulai menjelajahi tempat ini, terlihat beberapa pedagang mulai menjajakan dagangannya yang kebanyakan adalah jajanan khas Jawa, kopi lokal hingga es dawet dan pernak pernik khas Jawa lainnya yang bisa dijadikan buat tangan dari tempat ini.

Satu lagi yang paling menarik ditempat ini adalah bahwa konsep tradisional nya bukan hanya jenis makanan tradisionalnya saja, tetapi juga hingga peralatan-peralatan yang digunakan, mulai dari sendok makan kayu, mangkok yang dibuat dari batok kelapa, daun pisang sebagai wadah makanannya hingga pedagang dan tukang parkir yang menggunakan pakaian tradisional khas Jawa. Benar benar kita akan dibawa ke suasana masa lampau di tempat ini. Setelah puas menikmati serapan pagi dan menjelajahi tempat ini, kita akhirnya beranjak pulang, dan sebelum pulang jangan lupa menukar kembali sisa koin yang ke tempat penukaran semula dan akan dipotong satu koin sebagai retribusi masuk tempat ini. Unik memang berbagai wisata yang ada di Tanah Air ini, tapi itu semua adalah kekayaan kita sebagai bangsa dan tetap perlu dilestarikan.

Tinggalkan komentar